Kamis, 13 Desember 2012

Deklarasi Provinsi Teluk Cendrawasih Tanggal 12-12-2012 tepat jam 12:12 WIT dengan 12 butir pernyataan

Deklarasi oleh Bapak Yusuf Melianus Maryen
        Dalam rangka memperpendek rentang kendali pelayanan Pemerintahan kepada masyarakat, khususnya masyarakat di Kawasan Teluk Cenderawasih yang merupakan masyarakat dalam satu wilayah budaya Saireri, maka pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012 tepat pukul 12 lewat 12 menit, Daerah Otonomi Baru Provinsi Teluk Cenderawasih di Deklarasikan di Serui Kabupaten Kepulauan Yapen yang merupakan Kota Perjuangan.
Penyerahan Hasil Pernyataan Sikap kepada Menteri Lingkungan Hidup RI












Deklarasi Pembentukan daerah Otonomi Baru Provinsi Teluk Cenderawasih dibacakan oleh Bapak Yusuf Melianus Maryen, Bupati Biak Numfor yang merupakan Ketua Badan Kerjasama Antar daerah (BAKD) Kawasan Teluk Cenderawasih dan menyerahkan langsung 12 butir pernyataan kepada Menteri Lingkungan Hidup RI, Prof Dr. Balthazar Kambuaya, MBA.





         Inti daripada Deklarasi tersebut adalah bagaimana wilayah Kawasan Teluk Cenderawasih yang mempunyai khasanah budaya Saireri dapat dipersatukan dalam sebuah Daerah Otonomi Baru "PROVINSI TELUK CENDERAWASIH" yang beribukota di Pulau Biak.  

Selasa, 04 September 2012

Kepala RRI Regional I Biak disambut Mansorandak di Pulau Pasi

Disaksikan bupati dan Muspida Biak kepala RRI Biak Injak Piring
Kepala Radio Republik Indonesia (RRI) Biak yang aktif Turun lapangan mendamping Bupati Biak Numfor disambut tradisi adat mansorandak/ Injak Piring mengingat Kepala RRI Biak baru pertama kalinya menginjakkan kaki di Pulau Pasi Distrik Aimando padaido Kabupaten Biak Numfor.

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Solar System oleh LAPAN BIAK

Kepala LAPAN Biak, Ikhsan bertempat di Pulau Pasi Distrik Aimando Padaido Kabupaten Biak Numfor dengan disaksikan Bupati Biak Numfor, Yusuf Melianus Maryen dan beberapa unsur Muspida Biak Numfor tanggal 2 September 2012 meletakkan Batu pertama pembangunan Solar Sel di Kampung Pasi.

         Kepala LAPAN Biak berharap dengan bantuan ini dapat mendukung masyarakat dalam menunjang ekonominya seperti untuk mesin pendingin ikan.

Solar Home System diresmikan di Distrik Aimando Padaido Kabupaten Biak Numfor

         Kedatangan Deneral Manager PLN Wilayah Papua dan Papua Barat, Robert Sitorus bersama bupati Biak Numfor Yusuf Melianus Maryen disambut sekitar 169 Perahu Nelayan dengan arak-arakan di tengah laut.  Kedatangan kedua Pejabat ini bersama 3 rombongan Spead Boad adalah dalam rangka peresmian Solar Home System (SHS) yang berlokasi di Kampung Pasi Distrik Aimando Padaido Kabupaten Biak Numfor.  Begitu menginjakkan kaki di daratan Pulau Pasi GM PLN pun disambut oleh masyarakat Pulau Pasi yang telah begitu lama mendampakan Penerangan Listrik.
          Dalam sambutannya. Robert Sitorus berjanji akan  menyampaikan ke Pimpinan PLN tingkat Pusat untuk memberikan bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang lebih besar dayanya sehingga dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan Listriknya untuk membantu kegiatan ekonominya seperti Alat Pendingin untuk menampung Ikan hasil tangkapan masyarakat,  Disamping itu GM PLN Papua dan Barat juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Biak Numfor yang telah membantu Program SHS ini dengan membantu masyarakat membayar biaya pemakaian SHS Masyarakat untuk 3 bulan pertama sebesar Rp. 105.000,- (Seratus Lima Ribu) yang diprogramkan melalui kantor Bappeda Biak Numfor.

Penandatanganan Prasasti Peresmian SHS
     Pada kesempatan peresmian tersebut Masyarakat Kampung Pasi yang diwakili Bapak kafiar menyerahkan sebidang tanah tanpa ganti Rugi kepada PT PLN untuk dibangun PLTS.

        Bupati Biak Numfor, Yusuf Melianus Maryen pada kesempatan sambutannya menyampaikan bantuan SHS ini merupakan salah satu Komitmen Pemerintah untuk menjangkau Listrik sampai kampung-kampung terpencil sehingga diharapkan masyarakat di Kepulauan padaido sudah dapat menikmati penerangan Lampu.
          Pada program pemasangan SHS untuk Dua Distrik yaitu padaido dan Aimando Padaido telah terpasang sebanyak 1000 Unit SHS dan akan ditindaklanjuti pemasangan tambahan SHS di Distrik Padaido yang belum mendapatkan bantuan SHA ini.
Kebahagiaan Salah seorang masyarakat yang menerima bantuan Solar Home System

Peringatan Pekabaran Injil 100 Tahun di Bosnik Biak Timur










Kepala Distrik Biak Timur diserahterimakan

      Bertempat di lapangan Mandala Bosnik Distrik Biak Timur Kepala Pemerintahan Distrik/ Kecamatan Biak Timur diserahterimakan dari Agus Filma S.Sos kepada ibu Agustina Rumbewas S,SIP pada tanggal 28 Juli 2012.

    Kepala Distrik Biak Timur yang merupakan Pimpinan Pemerintahan ke 19 di wilayah Biak Timur mulai menjabat sejak tanggal 1 Pebruari 2007 atau selama 5 Tahun 4 bulan 28 hari.
            Disamping sebagai Kepala Distrik, Agus Filma S.Sos telah mengabdi di wilayah Distrik Biak Timur selama 17 Tahun 4 bulan 11 hari yang merupakan waktu pengabdian yang cukup panjang bagi karier PNS di suatu tempat tugas.

         Dalam sambutannya Sekda Niak Numfor, Drs, Johanis Than. MM mengharapkan Kepala Distrik Biak Timur yang baru dapat melanjutkan semua Prestasi yang telah dibuat Kepala Distrik ynag lama.
Pimpinan Distrik Biak Timur ke 20, ke 3 dan ke 19 berpose bersama

Selasa, 24 Juli 2012

Mobile E-KTP perekaman Data Penduduk di Pulau Owi Distrik Biak Timur Papua

 

Kepala Distrik Biak Timur, Agus Filma S.Sos bersama Tim Perekaman E KTP Biak Timur bekerjasama dengan Tim Mobile E KTP Kabupaten Biak Numfor  melintas Laut merekam data penduduk Wajib KTP di Pulau Owi Distrik Biak Timur Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua.  Perjalanan dilaksanakan dari Bosnik Ibukota Distrik Biak Timur selama 45 menit.  Dari hasil perekaman yang dilakukan untuk pertama kali dengan Per alatan Mobile E KTP di Kabupaten Biak Numfor, telah berhasil merekam data penduduk sebanyak 53 orang.  Untuk Distrik Biak Timur sampai dengan tanggal 24 Julli 2012 telah berhasil merekam data pegnduduk sebanyak 649 Orang dari target 5.640 orang penduduk atau telah mencapai 11,5 %.


Selasa, 10 April 2012

Padat Karya Tanam Keladi di Kampung Sunde

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Padat Karya Penanaman Keladi Kampung Sunde Distrik Biak Timur Kabupaten Biak Numfor, maka pada tanggal 3 April 2012 telah dilaksanakan Penanaman Keladi secara simbolis oleh Kepala Distrik Biak Timur, Agus Filma S.Sos.  Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang bersumber dari dana APBN dan disalurkan melalui Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Biak Numfor.

Kepala Puskesmas Bosnik, Ibu Marike Rumbiak turut hadir pada acara Penanaman
Pada kesempatan penanaman dimaksud, Kepala Distrik Biak Timur mengharapkan apa yang dilakukan oleh Pemerintah ini bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan masyarakat untuk dapat mengolah kebun-kebunnya kembali, mengingat masyarakat sudah banyak meninggalkan lahan-lahan yang sebenarnya menyimpan potensi yang luar biasa.

Lahan yang baru dibuka




Kepala Distrik juga mengharapkan setelah program dari Pemerintah selesai yang merupakan upaya untuk memotivasi masyarakat, maka masyarakat harus tetap mengembangkan dan membudidayakan Tanaman Keladi sebagai salah satu jenis makanan pokok Papua, karena ada indikasi perubahan Pola Makanan masyarakat yang telah bergantung pada beras dibandingkan makanan pokoknya seperti Sagu, Keladi dan lain-lain





Penanaman secara bersama
Di Lahan Bokbori tempat penanaman Keladi  juga terdapatHutan tanaman Jadi yang dikembangkan Masyarakat

Kerjasama seluruh elemen Pemerintah dan Masyarakat mendukung Penanaman Keladi di Lahan Bokbori Kampung Sunde Distrik Biak Timur

Kerajinan Biak Timur Warnai Pameran di Rakon PKK Provinsi Papua

 Dalam rangka Rapat Konsultasi  (Rakon) Tim Penggerak PKK se Provinsi Papua yang diselenggarakan dari tanggal 29 s/d 30 maret 2012 di Aerotel Irian Biak, maka hasil-hasil kerajinan dari Biak Timur yang dikoordinir Tim Penggerak PKK Distrik Biak Timur diikutkan dalam Pameran pada Stand TP. PKK Kabupaten Biak Numfor.  Diharapkan dengan Pameran dimaksud dapat diperkenalkan hasil-hasil Kerajinan Masyarakat di Distrik Biak Timur sehingga ke depan dapat terus dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat.


 Pada kesempatan Pameran dimaksud Ketua Tim Penggerak PKK Distrik Biak Timur, Ny. Risnawati Filma selalu meninjau stand untuk melihat secara langsung Prospek Pemasaran dari hasil-hasil kerajinan dimaksud untuk menjadi bahan evaluasi dalam Pemberdayaan PKK di Distrik Biak Timur.
Hasil-hasil Kerajinan Ibu-ibu Distrik Biak Timur











Senin, 09 April 2012

Keunikan Angka 13 pada Peresmian Distrik Oridek Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua


         Hasil Pemekaran Distrik Biak Timur, yaitu Distrik Oridek diresmikan oleh Bupati Kabupaten Biak Numfor, Yusuf Melianus Maryen pada tanggal 13 Pebruari 2008.  Distrik tersebut dibentuk berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Biak Numfor Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi dan Tata kerja Pemerintah Distrik Bondifuar, Yawosi, Andey, Swandiwe, Bruyadori, Orkeri, Poiru, Aimando Padaido dan Oridek di Kabupaten Biak Numfor dalam wilayah Provinsi Papua dan Distrik Oridek merupakan Distrik Pertama yang diresmikan dari 9 Distrik Baru di Kabupaten Biak Numfor Tahun 2008.
         Anggapan sial pada angka 13 sempat mewarnai Penetapan tanggal 13 Pebruari sebagai hari lahir Distrik baru tersebut, namun mengingat dalam agama telah diatur bahwa segala sesuatu Allah SWT yang menentukan maka Peresmian tersebut tetap dilaksanakan.  Dalam Agama Islam mempercayai segala sesuatu yang dapat membawa kemudharatan/ kesialan bagi manusia dengan menampik ketentuan Allah SWT disebut Tathayyur atau Thiyarah, dan Thiyarah itu adalah Syirik (bertentangan dengan Tauhid) karena pada dasarnya bahaya dan manfaat adalah hanya di tangan Allah SWT.  Dalam Sabda Nabi Muhammad SAW dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah bersabda “Thirayah itu Syirik, semua kita pasti pernah terbersit di dalam hatinya anggapan sial karena hal-hal tertentu namun Allah menghilangkannya dengan Tawakal. (HR. Tirmidzi No 1614).        
          Setelah diresmikan ternyata memang  Angka 13  banyak mewarnai lahirnya Distrik baru tersebut yang dapat  di lihat dari Nomor SK 4 Tahun 2007 yang jika dijumlahkan (4+2+7) hasilnya 13 .  Susunan  Nama “Distrik Oridek” ternyata terdiri dari 13 huruf dan Distrik baru tersebut terdiri dari 13 Kampung atau Desa.   Kepala Distrik Oridek pertama, Muhammad Darumi  sebelumnya menjabat Kepala Kelurahan Waupnor yang ternyata terdiri dari 13 RT yang merupakan wilayah kerja Kelurahan tersebut.  Pejabat yang meresmikan Distrik Oridek Bupati Biak Numfor “Yusuf Melianus Maryen” adalah Putra Asli Wilayah Distrik Oridek dan jika jumlah namanya saja yang dijumlahkan tanpa Marga yaitu “Yusuf Melianus” juga berjumlah 13 dan beliaulah  Orang Pertama yang berhasil menjabat Bupati di Kabupaten Biak Numfor selama 2 periode dari hasil Pemilihan Kepala Daerah tanggal 29 Oktober 2008.
         Luas Distrik Biak Timur sebelum pecah menjadi 2 bagian ternyata luasnya 436 Km2 (Data Biak Numfor dalam Angka) sehingga angka luas Biak Timur sebelum Distrik Oridek memisahkan diri bila dijumlahkan juga muncul Angka 13 (4+3+6).  Disamping itu Kepala Distrik Biak Timur, Agus Filma S.Sos pada tanggal 13 Pebruari 2008 tepat 13 Tahun bekerja di wilayah Biak Timur.  Kalau dijumlahkan dengan gelarnya Nama Kepala Distrik Biak Timur juga jumlahnya 13.
         Dengan Warna Angka 13 tersebut tentunya Distrik Oridek berharap tetap ke depan maju terus mengembangkan pembangunan di wilayahnya tanpa terpengaruh Tahyul “ Kesialan Angka 13” karena menyimak dari sejarah terbukti tidak selamanya pengaruh angka 13 membawa sial.
         Salah seorang Mega Star komponis Jerman, Richard Wagner merupakan seorang tokoh yang senantiasa dirudung angka 13, tapi tidak berarti dia selalu mengalami sial mengingat Dia merupakan Salah satu Komposer yang dijunjung tinggi sejajar dengan Bach, Bethoven dan Brams. 

         Angka-angka 13 yang terkait dengan Komponis Jerman tersebut antara lain Jumlah Huruf Nama “RICHARD WAGNER” berjumlah 13 huruf dan Beliau Dilahirkan pada Tahun 1813 dan bila angka Tahunnya  dijumlahkan hasilnya 13 (1+8+1+3). Penampilan perdana Wagner di depan publik terjadi pada tahun 1831 yang jumlah angka tahunnya juga 13.
         Salah satu Opera akbarnya, Tannhaeusser dirampungkan tanggal 13 April 1845 dan Wagner pertama kali  mulai mempergelarkan Mega-Siklus “Ring Of The Nibelungen tanggal 13 Agustus 1876.   Wagner Sempat diangkat menjadi Direktur Teater Riga yang resmi dibuka pada tanggal 13 September dan  Maha Karya Wagner seluruhnya ternyata berjumlah 13.

         Karena Alasan Politis, Wagner meninggalkan tanah airnya selama 13 Tahun dan meninggal dunia pada tanggal 13 Pebruari 1883 yang kebetulan merupakan Tahun ke 13 berdirinya Federasi Jerman Baru.

         Disamping Wagner Mata Uang Amerika Dolar juga diwarnai dengan Angka 13 dan itu tidak berarti Mata Uang tersebut sial, mengingat Mata Uang Amerika yang serba 13 itu walaupun sering naik turun nilainya namun tetap diakui dan terbukti sebagai mata uang paling suprematif di dalam system Moneter Dunia. 

         Keterkaitan Dolar AS dengan Angka 13 dapat dilihat dari selembar uang kertas 1 Dolar AS, di bagian Belakang tampil Piramid dengan 13 jajaran dan semboyan diatasnya berbunyi “ANNUIT COEPTIS” yang terdiri dari 13 huruf.  Di pita tergigit paruh burung elang tertulis “E PLURIBUS UNUM” yang terdiri dari 13 Huruf.  Diatas Kepala Sang Elang bersinar 13 bintang dan diperisai terlukis 13 garis.  Cakar Kiri Elang mencengkram 13 anak panah sementara di cakar Kanan sebuah batang dengan 13 daun Zaitun yang melambangkan pada masa berdirinya semula AS terdiri dari 13 Negara bagian.

Kampung/ Desa Rimba Jaya Meraih Penghargaan dalam Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Wana Lestari Tahun 2010

Kepala Kampung Rimba Jaya bersalaman dengan Presiden di Istana Negara

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.460/MENHUT-II/2010 Tentang Penerima Penghargaan Pada Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Wana Lestari Tingkat Provinsi Tahun 2010, maka  Desa/ Kampung Rimba Jaya Distrik/ Kecamatan Biak Timur Kabupaten Biak Numfor meraih Terbaik I Provinsi Papua Kategori Desa/Kelurahan Peduli Kehutanan dalam Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Wana Lestari Tahun 2010. 

            Penghargaan tersebut diterima langsung Kepala Kampung/Desa Rimba Jaya, Sdr. Yakob Bart Morin di Istana Negara Jakarta sekaligus menghadiri Puncak Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2010.

         Hal tersebut tentunya mempunyai nilai kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Biak Numfor pada umumnya dan Distrik Biak Timur dan Kampung Rimba Jaya pada khususnya karena apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kampung Rimba Jaya dan masyarakatnya untuk melindungi Hutan dari penebangan yang tidak bertanggung jawab dapat menghasilkan penghargaan.  Disisi lain dengan penghargaan ini menuntut semua stakeholder terkait dengan Hutan Agathis di Kampung Rimba Jaya (Adibai) ini untuk bekerja lebih keras lagi melindungi Hutan Parieri yang masih sangat terancam dengan meningkatnya kebutuhan Kayu untuk pembangunan di Biak.

         Sehubungan dengan itu, Prioritas pertama untuk pelestarian Hutan perlu dilakukan pemberdayaan Adat, mengingat keberadaan Hutan Parieri di Kampung Rimba Jaya ini tidak terlepas dari Hak Adat maupun Ulayat Masyarakat selaku Pemilik Tanah yang mempunyai ikatan batin yang kuat dengan tanah, sehingga peran serta masyarakat Adat perlu dilibatkan secara aktif dalam Upaya perlindungan Hutan.  Salah satu Upaya dari adat yang dapat dilakukan antara lain melalui Sasi yang selama ini telah dilakukan dalam upaya melindungi ekosistem Laut.

          Hutan Parieri di Kampung Rimba Jaya Distrik Biak Timur merupakan Taman Hutan Raya yang luasnya kurang lebih 2.200 ha yang dikenal dengan jenis tanaman endemiknya yaitu Agathis Tabiladieri dan merupakan tegakan alam yang sudah dikelola sejak zaman Belanda.  Kawasan ini juga berfungsi Hidro Orologis, penyangga, centra benih dan dapat dikembangkan sebagai obyek wisata.

       Pada Tahun 1959 Resident Geelvinkbaai (H. Veldkamp) yang bertindak untuk dan atas nama Gouvernement dari Nederlands Nieuw Guinea melalui “Agathisproject Bosnik” mulai mengelola Pohon-pohon Agathis (damar) di Hutan Parieri dan membayar sejumlah uang dengan mengikat perjanjian selama 25 Tahun sehingga pada tahun 1984 kontrak tersebut berakhir dan Hutan-hutan tersebut kembali dikelola oleh masyarakat.  Jadi pada zaman Belanda Damar-damar di Hutan tersebut pernah dipasarkan ke luar daerah dan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat sekitarnya melalui penjualan damar.